Scroll untuk baca artikel
banner 325x300
Example 970x250
Teknologi

Badan Riset dan Inovasi Nasional Miliki Sistem Monitoring Cuaca Antariksa

×

Badan Riset dan Inovasi Nasional Miliki Sistem Monitoring Cuaca Antariksa

Share this article
Cuaca Antariksa
Example 468x60

Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Fitri Nuraeni menyebutkan bahwa cuaca antariksa akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia terutama teknologinya dan termasuk kesehatan manusia juga bisa terpengaruh oleh kondisi cuaca Antariksa. Cuaca Antariksa perlu dimonitoring karena memiliki potensi bencana Antariksa. Hal ini ia ungkapkan dalam kegiatan Talk Show DOFIDA (Dialog, Obrolan, Fakta Ilmiah Populer dalam Sains Antariksa) pada Jumat (24/11).

“Sistem monitoring cuaca antariksa atau SWIFtS sebenarnya suatu sistem dengan platform web base yang menyajikan informasi dan prediksi cuaca antariksa harian. SWIFtS (Space Weather Information and Forecast Services) memberikan informasi cuaca antariksa terkini dengan prediksinya 24 jam ke depan,” ucap Fitri

Example 300x600

Ia menjelaskan cuaca antariksa merupakan istilah yang mengacu pada kondisi dinamis yang sangat bervariasi di lingkungan geoantariksa. Ini termasuk kondisi matahari, medium antar-planet, magnetosfer bumi, dan ionosfer. Sedangkan matahari adalah benda antariksa dinamis dan kompleks yang terus-menerus memancarkan radiasi, aliran partikel konstan yang dikenal sebagai angin matahari, sehingga menghasilkan medan magnet besar yang meluas ke Tata Surya.

“Sistem teknologi kita itu rentan terganggu oleh cuaca antariksa, sehingga perlu untuk memitigasi bencana antariksa tersebut. Perlu juga diketahui kapan kemungkinan terjadinya dan seberapa besar efeknya,” katanya.

Lebih lanjut Fitri memaparkan contoh kejadian yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca antariksa bisa berakibat pada komunikasi, navigasi atau sistem kelistrikan. Penelitian cuaca antariksa ini sudah dilakukan  pada saat Pusat Riset Antariksa belum terintegrasi menjadi BRIN. ‘’Jadi penelitian mengenai cuaca antariksa dilakukan mulai dari mempelajari dinamika matahari, magnetosfer dan ionosfer. Informasi cuaca Antariksa ini dibutuhkan oleh para pengguna atau penyedia satelit dan masyarakat scientific khususnya,’’jelas Fitri.

Pusat Riset Antariksa tambah Fitri sudah melakukan kolaborasi dengan para mahaiswa atau dosen di berbagai perguruan tinggi seperti ITB, ITERA, Universitas Mataram, UNDANA, dan lain sebagainya yang mengarah ke riset pemodelan atau pemahaman fisika terkait dinamika cuaca antariksa. Sedangkan untuk operasionalnya masih oleh Pusat Riset Antariksa.

Ia menceritakan bahwa dahulunya Analisis SWIFtS dilakukan secara manual, baik data dari dalam negeri seperti pengamatan dari berbagai lokasi. Seperti lokasi pada BRIN Kupang, BRIN Pontianak, BRIN Biak,  maupun data dari luar yang terbuka aksesnya untuk umum. Tahun 2013-2014 info cuaca antariksa ini berupa Buletin Cuaca Antariksa yang dikirim ke para penggunanya di seluruh wilayah Indonesia. Kemudian beralih ke pengiriman melalui facsimile secara mingguan dan bulanan. Sekarang sudah bisa dilihat secara online melalui website.

Fitri mengatakan SWIFtS tergabung dalam jejaring internasional yaitu di ISES (International Space Environment Services) sejak tahun 2016. ISES sendiri gabungan dari negara-negara yang melakukan penelitian terkait cuaca Antariksa. ‘’Di Asia Tenggara baru Indonesia yang memiliki sistem monitoring cuaca antariksa SWIFtS,’’ bebernya