Scroll untuk baca artikel
banner 325x300
Example 970x250
Teknologi

Binus University Wajibkan Kurikulum AI

×

Binus University Wajibkan Kurikulum AI

Share this article
Kurikulum AI
Example 468x60

Rektor Binus University Dr Nelly nyatakan kecerdasan buatan (AI) jadi kurikulum wajib di Binus University

“AI menjadi kurikulum wajib setiap mahasiswa dan embeded materi AI di materi lain. Mata kuliah universitas sebetulnya AI, character building, dan entrepreneur,” kata Nelly saat berbicara di Digital Creative Leadership Forum di Kempinski Grand Ballroon, Jakarta, Kamis (9/11).

Example 300x600

Baginya, pengenalan teknologi ini penting di saat AI sudah jadi bagian kehidupan saat ini, sementara kurikulum, “dipakai untuk empat, lima tahun.”

Nelly mengatakan Binus sudah memiliki learning management system sejak 1990 yang disebut sangat membantu proses pembelajaran. Namun, saat itu kesiapan di lapangan belum siap karena internet belum semasif saat ini.

Menurut dia, sebagai kampus dengan cikal bakal sebagai lembaga kursus komputer, Binus terus membuat strategi untuk memanfaatkan teknologi untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat.

“Dari awal pun kita dalam melakukan aktivitas itu semua kita berusaha memanfaatkan teknologi, kita berpacu dengan teknologi,” ujarnya.

Pihaknya mengaku saat itu melihat kesiapan di lapangan, termasuk dalam hal fasilitas internet. Namun, kewajiban melakukan pengabdian kepada masyarakat mendorong universitas tak menyerah.

“Waktu Tokopedia sudah ada, tetapi manusia belum siap memanfaatkannya, sehingga pengabdian masyarakat mengajak UMKM di dekat kampus bagaimana memanfaatkan teknologi dulu.”

“Memang harus dikenalkan dulu diketahui dulu manfaatnya baru bisa disebarkan di lapangan,” lanjut Nelly.

Pada kesempatan yang sama, Head of Program Study Visual Communication Sampoerna University Tombak Matahari mengungkap kampusnya sudah memasukkan sejumlah pembelajaran teknologi.

“Saya masukin kurikulum belajar kreatif coding, belajar operator reality VR, di mana 20 tahun atau 25 tahun yang lalu saya belajar sekolah itu tidak diajarkan.”

Sejalan dengan Nelly, ia menyebut ada hambatan fasilitas.

“Nah, masalahnya adalah talenta yang sebenarnya kreatif tapi dia tidak punya fasilitas yang ada di kampusnya,” tukas dia.

Untungnya, Tombak menyebut ada program Kampus Merdeka Kemendikbud. “Ada juga namanya dosen, kita ada pertukaran dosen, ada pertukaran mahasiswa,” imbuh dia.

Head of Program Study Media Production Universitas Indonesia Ngurah Rangga Wisesa mengatakan mengatakan kurikulum UI saat ini tak sekaku dahulu.

“Kalau dulu kurikulum di UI sangat rigid. Nah, sekarang per semester bisa di-adjust sesuai kebutuhan dan dunia yang sangat dinamis,” ucapnya.

“Jadi memang benar-benar apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Saya bersyukur juga kurikulum sekarang sangat menyesuaikan, jadi bisa dinamis.”

Rangga pun menyebut masalah pengajaran soal teknologi ini pada dasarnya bergantung pada dosen.