Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Konawe Utara merilis Desa Laramo, Kecamatan Lembo menjadi desa inovasi pertama di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
Peresmian ditandai dengan penandatangan prasasti pada Rabu (20/12) di desa tersebut. Peresmian oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) yang diwakili Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Ivanovich Agusta, Bupati Konawe Utara Ruksamin, Kepala BRIN yang diwakili oleh Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah Yopi, dan Ketua Desa Inovasi BRIN, Siti Zuhro, juga hadir Wakil Bupati Konawe Utara Abu Haera.
Siti menegaskan, program desa inovasi sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan desa, terlebih dalam peningkatan pendapatan ekonomi sektor pertanian. Dengan pemilihan tersebut, Siti mengungkapkan, agar masyarakat Desa Laramo meskipun tinggal di pedesaan, diharapkan bisa memanfaatkan sarana informasi melalui akses teknologi seperti internet dan berbagai sumber informasi yang bisa diperoleh dari media sosial.
Dengan diresmikannya desa inovasi ini, maka pada rangkaian yang sama juga, dilakukan tahap diseminasi untuk program jangka pendek desa inovasi. ”Tim dan masyarakat bersepakat membagi tiga program dalam jangka waktu pendek, menengah, dan panjang. Di mana, dalam setiap program terdapat beberapa kegiatan yang bernaung pada 5 klaster, yakni smart people, smart governance, smart economy, smart living/ environment, dan smart herritage,” urainya.
Untuk itu, Siti menekankan relevansi dan signifikansi membangun Indonesia dari desa, serta dampak dan manfaat program dan kegiatan desa Inovasi bagi warga desa. Hal itu dengan membangun lima pilar desa inovasi secara integrated dan kolaboratif melalui kerja sama pentahelix plus. Terlebih yang utama adalah menjamin adanya keberlanjutan melalui regulasi sebagai payung hukum dan alokasi pendanaan. Sehingga program dan kegiatan desa inovasi dapat diaplikasikan dan direplikasi untuk desa-desa lainnya sesuai dengan karakteristik dan kekhasan masing-masing.
“Program ini tidak hanya diaplikasikan di Laramo, tapi perlu juga sekurang-kurangnya bisa dilaksanakan 5 persen dari 159 desa yang ada di Konawe Utara sehingga bisa memenuhi kategori minimal desa inovasi,” imbuhnya.
Sementara Ruksamin mengatakan, pemilihan desa di wilayah kerjanya ini merupakan hasil kerja sama BRIN melalui PR Politik dengan Pemerintah Kabupaten Konawe Utara melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD). ”Dengan adanya program ini, akan jadi upaya Pemerintah Kabupaten Konawe Utara untuk memperkenalkan serta menggali potensi inovasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa,” ujarnya. Program tersebut juga diakuinya jadi kesempatan untuk mengedukasi masyarakat melalui kekuatan kolektif masyarakat Laramo dari berbagai suku, etnisitas, dan profesi.
”Kami berharap, kerja sama ini dapat mendorong pelaksanaan program pelayanan publik pemerintah desa yang berkualitas, berbasis teknologi informasi dan komunikasi, sehingga memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat desa,” imbuhnya.
Maka, sosok bupati ini berharap besar agar di masa mendatang, pola pikir masyarakat lebih berkembang dengan berbagai pengembangan teknologi. Dengan dikembangkannya berbagai inovasi dapat memberikan tawaran perubahan baik fisik, infrastruktur, dan semangat kinerja masyarakat para penduduknya.
Sebab menurutnya, dengan inovasi bisa mempercepat pengembangan produk pertanian di wilayahnya dengan harapan ketersediaan produk pertanian setiap saat. Keberhasilan tersebut yang akan menjadi pengharapan bersama bisa dilanjutkan pada tahun – tahun berikutnya.
Di akhir sambutan, Ruksamin berharap besar agar program yang dijalin bersama BRIN memberi kontribusi positif bagi kemajuan desa-desa lainnya juga di Konawe Utara. Sehingga inovasi yang dihasilkan dapat memperkuat daya saing desa, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. ”Tahun depan akan disusulkan desa inovasi lainnya sehingga bisa meningkatkan jumlah desa yang mempunyai unggulan inovasi yang beragam,” harapnya.
Peresmian desa inovasi ini disemarakkan dengan tarian daerah Mondotambe. Pada rangkaian acara tersebut juga diberikan penghargaan dan trofi. Rangkaian diakhiri touring seputar rumah inovasi dan melihat hasil karya inovasi para pionir desa inovasi, serta bincang – bincang dengan masyarakat setempat. Kegiatan diramaikan dengan pasar kaget yang diprakarsai tim desa inovasi yang sudah berjalan selama 2 bulan. Pasar kaget ini sebagai pasar bentukan yang menjadi cikal bakal pasar permanen dengan bervariasi transaksi dagang. Tujuan utamanya agar makin meningkatkan dan menggerakkan ekonomi masyarakat setempat.
Peneliti BRIN Siti Zuhro sebagai pemrakarsa utama memberikan paparan tentang cikal bakal dan sejarah terbentuknya desa inovasi serta perkembangannya dalam jangka pendek, juga target selanjutnya. Ia memulai dengan menjelaskan terbentuknya desa inovasi. Dijelaskannya, proses pemilihan desa inovasi tersebut yang telah dilakukan sejak oktober dengan berbagai persiapan. Hal itu sebagai sebuah langkah awal tim desa inovasi turun lapangan dan berinteraksi dengan masyarakat.
”Mereka memetakan program yang diinginkan masyarakat untuk disinkronkan dengan program pemerintah,” ulasnya.