Grab Indonesia mengungkap telah memangkas 10 ribu ton emisi karbon buntut layanan penyediaan kendaraan listrik (EV).
Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan pihaknya merupakan pionir penyedia kendaran baik motor maupun mobil listrik yang pertama di tanah air.
“We are the biggest electric vehicle provider in Indonesia. Sudah lebih dari 100 juta km, sudah lebih dari 10 ribu ton emisi yang di-save, dan sudah lebih dari 4 juta liter bensin yang di-save,” kata Neneng saat berbicara dalam Digital Creative Leadership Forum di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta, Kamis
Grab sendiri punya program Grab Electric, yakni penggunaan EV, baik sepeda motor maupun mobil, sebagai pilihan buat pengguna Grab selain kendaraan berbahan bakar BBM.
Menurutnya, program tersebut merupakan bagian dari peran Grab dalam transformasi industri digital RI yang sudah dilakukan sejak 2014.
Grab, kata dia, berinovasi untuk memastikan semua orang di mana pun berada mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapat income. Mulai dari Grab bike dan car sebagai inovasi taksi dan ojek online yang bisa dipesan dari rumah.
Inovasi berikutnya adalah pesan makanan hingga mendigitalisasi pasar saat pandemi Covid-19 melanda.
“Karena pada saat itu orang di pasar enggak ada yang datang. Kita make sure orang di rumah bisa pesan makanan, ekonomi bisa berjalan, orang bisa tetap jualan,” ujarnya.
Tak hanya itu, Grab juga memastikan agar mitra driver mereka bisa tetap berpenghasilan di masa PPKM.
“Karena penghasilannya sangat berkurang, karena PPKM enggak bisa anterin orang.”
Setelah pandemi Covid-19 berakhir, Neneng mengaku Grab Indonesia masih terus berinovasi. Pasalnya, perilaku masyarakat tak dimungkiri juga ikut berubah.
“Sekarang ini kita memastikan bahwa everything has to be affordable and reliable.”
Digital Creative Leadership Forum merupakan ajang yang digelar CNN Indonesia yang menghadirkan sejumlah menteri hingga pimpinan korporasi untuk berbagi pengalaman soal transformasi digital.