Gunung Nepo atau biasa dikenalnya dengan Bulu Nepo adalah lokasi camping yang juga sebagai puncak tertinggi tiga perbatasan Kota Parepare, Kabupaten Sidrap, dan Kabupaten Barru bagi kalangan pendaki, Pramuka dari semua kalangan daerah disekitarnya untuk sekedar melepas penat dari hiruk pikuk keramaian kota.
Gunung Nepo ini hanyalah level bukit karena ketinggiannya ±815 MDPL (Meter Diatas Permukaan Laut). kilometer dapat ditempuh sekitar 3-4 jam tanpa beban berat dan 7-8 jam dengan beban bahan makanan yang lezat menambah ciri khas gunung ini.
Suasa pemandangannya tak kalah indah dengan suguhan padang rumput savana yang menghijau dimusim yang normal. sebaliknya saat musim kemarau luar biasa gersang nya berdebu dan bahkan kebakaran dibeberapa jalur. Rute Bulu Nepo yang tergilas zaman kini sudah bukan jalur Bulu Nepo yang dulu namun para pendaki yang ingin refresing punya cerita buat anak cucu kelak ataupun cerita dalam tongkrongan sebaiknya mencoba ke tempat ini. Melihat Tenggelamnya Sunset di lautan dan kelap-kelip kota Parepare saat malam hari dan indahnya pantulan cahaya Bulan Purnama yang menyala pada Danau Sidenreng dan Danau Tempe.
Entry Point Desa Terakhir – Pos 1 ( 04003’36.2” S 119040’07.4” E ) ±306 MDPL ±1 jam Ketempat ini starnya kebanyakan dari daerah Wattang Bacukiki di koordinat Googlemaps ( -4.055510, 119.658443 ) pas samping masjid Al Mujahidin. Tak ada gerbang atau penanda semacam penunjuk arah atau tulisan. Hanya melewati jalan setapak samping rumah warga menuju kearah hutan tempat mereka berkebun. Jadi jika ingin kemari sebaiknya ada teman yang anterin atau mau pake peta buta lebih mantap. Tak jauh berjalan akan menemukan jalur motor lalu ikuti saja jalur motor itu yang pastinya arah yang mendaki ya bukan yang turun.
Dahulu hanyalah jalan setapak, dari tahun ketahun dilalui motor pa’ballo (sejenis petani minuman keras khas Sulawesi Selatan) akhirnya sudah bisa sampai kaki gunung deh dengan motor. Namun jangan lupa tabahkan hati kuatkan tekad jika ingin mendaki disini ya karena kadang lelahnya berjalan tiba-tiba ada motor lewat. Selanjutnya melewati hutan jati dengan perjalanan yang awalnya agak melandai namun semakin menanjak dan menanjak dan rasanya sangat gerah karena daerah perbukitan dataran rendah pastinya pengap.
Sekitar sejam berjalan bagi yang bawa ransel kerel akan menemui pos 1 tanpa ada penanda pos saya menganggapnya saja pos 1 karena tempat ini pemandangan sudah agak terbuka selepas hutan, berada di pinggir jurang bukit dan sering terasa sejuk setelah gerah lalu dihempas angin.