Gunung Rinjani adalah gunung api tertinggi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan ketinggian 3.726 m dpl yang merupakan bagian dari Lingkaran Api atau Ring of Fire. Setelah Gunung Kerinci di Pulau Sumatera, Gunung Rinjani menjadi gunung berapi aktif kedua tertinggi di Indonesia.
Gunung Rinjani Tutup hingga 31 Maret 2023 Selain itu, Gunung Rinjani juga menjadi gunung tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Jayawijaya di Pulau Papua dan Gunung Kerinci di Pulau Sumatera. Tak heran jika kemudian Gunung Rinjani masuk di jajaran Indonesia Seven Summits dan kerap dikunjungi pendaki lokal maupun internasional.
Gunung Rinjani terkenal dengan pesona alamnya yang memiliki puncak bernama Puncak Dewi Anjani, dan danau kawah yang bernama Segara Anak. Baca juga: 5 Tips Mendaki Gunung Rinjani NTB buat Pemula, Pahami Prosedur Letak Gunung Rinjani Letak Gunung Rinjani secara administratif masuk ke wilayah Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Secara astronomis, letak Gunung Rinjani berada di antara 08°25′ Lintang Selatan dan 116°28′ Bujur Timur. Gunung Rinjani juga merupakan bagian dari kawasan konservasi yang dikelola oleh Taman Nasional Gunung Rinjani. Karakteristik Gunung Rinjani Dilansir dari laman resmi Taman Nasional Gunung Rinjani, keberadaan Gunung Rinjani diperkirakan telah ada sejak zaman Praquarter, sementara aktivitas vulkaniknya dimulai sejak zaman Pleistosen.
Letusan besar Gunung Rinjani membentuk kaldera yang terisi air dan kemudian dikenal sebagai Danau Segara Anak (2.010 m dpl) dengan kedalaman 230 m. Aktivitas tektonik juga memunculkan kerucut baru gunung api yang diberi nama Gunung Baru Jari (2.376 m dpl) Sejarah letusan Gunung Rinjani dimulai sejak tahun 1847 sampai tahun 2009 yang umumnya menghasilkan lava dan jatuhan piroklastik.
Dilansir dari laman Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), letusan Gunung Rinjani pada 2009 terjadi di Gunung Baru Jari dengan aliran lava mengalir ke dalam Danau Segara Anak. Saat ini aktivitas Gunung Rinjani tergolong fluktuatif, sehingga pada Oktober 2022 statusnya masih berada pada Level II (Waspada).