Danau Tanralili disebut-sebut Ranu Kumbolo-nya Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Destinasi wisata domestik itu bukan berada di Gunung Semeru, Jawa Timur. Namun terletak di Desa Manimbahoi, Kecamatan Parigi, Kabupatan Gowa.
Lokasinya di kaki Gunung Bawakaraeng setinggi 1.454 mdpl (meter di bawah permukaan laut). Danau yang terbentuk akibat longsoran gunung hingga membentuk cekungan ke dalam.
Meski letaknya di kaki gunung, bukan berarti mencapai Danau Tanralili bakal mudah. Dari Kota Makassar, menuju ke lokasi membutuhkan waktu sekitar 3 jam menuju Desa Lengkese, desa terakhir sebelum melakukan penanjakan.
Di desa itu, terdapat parkir kendaraan bermotor dengan tarif Rp 5.000. Pengunjung sekaligus melakukan registrasi lebih dulu pada pos yang disediakan. Biaya masuk dikenakan Rp 5.000 per orang.
Dari Desa Lengkese menuju Danau Tanralili dibutuhkan waktu berjalan kaki sekitar 3 jam. Perjalanan pun dimulai dengan medan yang berat.
Pendaki bakal melewati ‘Tanjakan Penyesalan’. Butuh banyak tenaga, apalagi jalan yang dilalui cukup terjal dan berbatu. Dengan kemiringan sekira 65 derajat. Ada sekitar 1 jam waktu untuk menaiki dan turun dari Tanjakan Penyesalan.
Dikonotasikan sebagai ‘Tanjakan Penyesalan’ karena di jalur itu tenaga fisik dan pikiran bakal terkuras penuh. Pendaki mesti hati-hati saat berpijak. Batu yang diinjak rawan lepas.
Di puncak tanjakan tersebut, sebelum turun pada jalur melandai, jangan hilangkan kewaspadaan. Turunan tajam dihadapi. Tetap teliti melihat pagar berduri yang membatasi jurang.
Namun rasa lelah Anda bakal terbayar usai melewati jalur ‘bukit penyesalan’. Di sisi kanan, ada beberapa air terjun mini. Di sebelah kiri, ditawarkan pemandangan sungai, ditambah eksotisme lembah hijau mengelilingi sekitar. Ada banyak sumber air minum selama perjalanan.
Beberapa tanjakan tajam memang masih dihadapi ke depan. Namun tidak seberat pada bukit di ‘tanjakan penyesalan’. Perjalanan panjang Anda akan terbayar lunas sesampai di Danau Tanralili. Penyesalan melewati tanjakan, akan berbuah kegembiraan.
Ada banyak spot foto menarik yang menanti. Sembari menikmati udara yang sejuk dengan panorama pengunungan hijau sekeliling. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan yang bising.
Para traveler diharap menaati aturan. Pengunjung tidak diperkenankan untuk mandi, bahkan berenang di Danau Tanralili. Ada papan bicara di sekitar yang nesti Anda Patuhi
Kendati begitu, ada air terjun di sekitar yang bisa jadi pilihan menarik tak jauh dari danau. Ada pulau sungai yang aliran airnya menyegarkan.
Bagi para pendaki atau wisatawan, disarankan untuk berangkat pagi atau siang hari. Pasalnya, tiba dilokasi pada malam hari, berpotensi kesulitan mencari tempat yang nyaman untuk mendirikan tenda peristirahatan karena sudah ramai dipenuhi pengunjung pada waktu itu.