INDOPENA.COM – Jepang telah mencabut peringatan tsunami yang dikeluarkan setelah gempa besar pada Tahun Baru, Senin (1/1). Sebanyak delapan orang dilaporkan tewas akibat bencana ini. Meski sudah dicabut, seorang pejabat Jepang mengatakan perubahan kecil pada tingkat pasang surut masih mungkin terjadi.
Khususnya sehari setelah guncangan kuat di Jepang tengah memicu gelombang tsunami setinggi lebih dari satu meter. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan gempa besar yang melanda Jepang tengah pada Hari Tahun Baru telah menyebabkan kerusakan luas dengan banyak korban jiwa.
“Kerusakan yang sangat parah telah dipastikan, termasuk banyak korban jiwa, bangunan runtuh dan kebakaran,” kata Kishida. Kishida menggambarkan perlombaan melawan waktu untuk menyelamatkan para korban. Skala kerusakan akibat gempa bumi Senin masih terus bertambah, dengan cuplikan berita yang menunjukkan bangunan-bangunan yang roboh hingga perahu-perahu yang tenggelam di pelabuhan.
Rumah juga hangus yang tak terhitung jumlahnya, dan penduduk setempat tanpa aliran listrik dalam suhu yang sangat dingin di malam hari. Survei Geologi AS (USGS) mengatakan, gempa yang melanda prefektur Ishikawa di pulau utama Honshu bermagnitudo 7,5. Pihak berwenang Jepang memperkirakan gempa tersebut berkekuatan 7,6 dan mengatakan gempa tersebut adalah salah satu dari lebih dari 90 gempa yang mengguncang wilayah tersebut pada pukul 01.00 Selasa waktu setempat. Gelombang setinggi setidaknya 1,2 meter melanda pelabuhan Wajima pada Senin (1/1), dan serangkaian tsunami kecil dilaporkan di tempat lain. Namun peringatan akan gelombang yang jauh lebih besar terbukti tidak berdasar. Tayangan berita dari udara menunjukkan kapal-kapal tenggelam di pelabuhan perikanan Suzu, dan setidaknya satu kapal terdampar di pantai, dan kehancuran akibat kebakaran besar di Wajima. Sekitar 32.700 rumah tangga di wilayah tersebut masih mengalami pemadaman listrik pada hari Selasa, kata penyedia energi setempat. Puluhan ribu orang telah diperintahkan untuk mengungsi, menurut badan penanggulangan kebakaran dan bencana, yang dikutip oleh Kyodo. Sekitar seribu orang tinggal di pangkalan militer. “Saya menginstruksikan (petugas darurat) untuk mencapai daerah tersebut sesegera mungkin dengan menggunakan segala cara yang tersedia,” kata Kishida. “Saat ini cuaca sangat dingin. Saya mengeluarkan instruksi untuk mengirimkan pasokan yang diperlukan seperti air, makanan, selimut, minyak pemanas, bensin, bahan bakar minyak, dengan menggunakan pesawat atau kapal,” pungkas Kishida.