Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) hadir sebagai terobosan di untuk mengurangi pembangkit listrikdengan tenaga uap, karena bahan tersebut masih menghasilkan polutan yang berbahaya.
Berada di Desa Karumpang Loe, Kecamatan Arungkeke, Jeneponto, Sulawesi Selatan, pembangkit tenaga listrik sumber utamanya ialah bayu atau angin. Selain sebagai pembangkit tenaga listrik, PLTB Tolo Jeneponto memiliki panorama tak ada duanya. Berada di antara ratusan hektare sawah warga.
Suasana sejuk kala mendung di bawah PLTB ini terasa mengasyikkan. Kala musim tumbuh padi, hijaunya membentang sejauh mata memandang. Angin di atas ternyata mampu mendorong baling-baling PLTB. Ada 20 turbin menara pembangkit listrik di PLTB Jeneponto. Menjadikan PLTB terbesar kedua di Indonesia setelah PLTB Sidrap, Sulawesi Selatan.
Tingginya menara membuat pembangkit listrik ini dapat dilihat dari kejauhan. Tiang tinggi putih menjulang 135 meter. Dari kejauhan memang terlihat kecil, jika didekati diameternya 5.4 meter. Sedangkan diameter atasnya 3.4 meter, cukup untuk dipanjat ke atas oleh teknisi. Namun para wisatawan tidak diperkenankan dekat-dekat dengan PLTB. Cukup dari kejauhan, kemegahan pembangkit listrik bisa kamu perhatikan.
Waktu yang tepat untuk mengunjungi PLTB adalah saat musim tumbuh padi. Saat itu, padi mulai tumbuh dan mengeluarkan klorofilnya. Hijau teduh menyejukkan, memberikan landscape yang menawan. Namun tak ada salahnya jika berkunjung saat padi mulai menguning. Akan ada variasi panorama yang akan kamu dapatkan. Jika kemarau, hanya sebagian petani yang menanam padi.
Panorama PLTB Jeneponto ternyata tak kalah dengan keindahan pembangkit listrik tenaga angin di Eropa. Siapa saja bisa mengunjungi PLTB Tolo Jeneponto, dan tentunya gratis. Tak ada tarif yang berlaku di tempat indah nan unik ini. Pengunjung hanya perlu berhati-hati jika sewaktu-waktu datang angin yang berhembus kencang.
Berswafoto menjadi tujuan pengunjung datang ke PLTB Tolo Jeneponto. Selain itu mereka penasaran dengan teknologi turbin raksasa pada PLTB. Berpose dengan latar hijaunya sawah dan kincir angin raksasa. Para pecinta landscape tentunya tak boleh melewatkan memfoto panorama menakjubkan PLTB Tolo Jeneponto.
Kincir angin raksasa berputar di ketinggian. Diameter turbinnya 63 meter. Di belakangnya terdapat mesin rotor, gearbox dan generator. Jika dibandingkan, mesin di belakang kincir ukurannya sama dengan 20 city car yang ditumpuk sejajar, sangat besar. Sedangkan panjang satu baling-balingnya setara dengan 3 tuk kontainer.
Kincir raksasa ini mampu mengubah Energi kinetik menjadi Energi listrik. Listrik yang dihasilkan kemudian terkoneksi dengan gardu induk 150 Kv di Jeneponto. Listrik yang dihasilkan ialah 72 Mega Watt (MW), terbesar kedua setelah PLTB Sidrap yakni 75 MW. Sangat cukup untuk kebutuhan Listrik di Provinsi Sulawesi Selatan.
PLTB Tolo Jeneponto dibangun pada tahun 2018. Pertengahan tahun telah selesai dan mulai beroperasi. Pembangunan PLTB Jeneponto merupakan lanjutan proyek pembangkit listrik tenaga angin pertama PLTB Sidrap. Tepatnya di Kabupaten Sidenreng Rappang 262 kilometer dari Jeneponto. PLTB Tolo Jeneponto jaraknya 3 jam perjalanan darat jika ditempuh dari Kota Makassar.
Keunikan PLTB Tolo Jeneponto ternyata mampu menarik perhatian wisatawan. Tak jarang mereka kagum dengan teknologi yang ramah lingkungan yang menghasilkan listrik besar. Saat ini kebutuhan listrik di Sulawesi Selatan mencapai 1.050 MW, sedangkan listrik yang tersedia 1.300 MW. Surplus listrik diharapkan menjadi penunjang peningkatan perekonomian di Sulawesi Selatan.