Scroll untuk baca artikel
banner 325x300
Example 970x250
Nasional

Melirik Sejarah “The Great Wall” Bukittinggi

×

Melirik Sejarah “The Great Wall” Bukittinggi

Share this article
The Great Wall
Example 468x60

Negara Indonesia memiliki ribuan tempat wisata yang begitu indah dan pastinya menarik untuk dikunjungi. Tak perlu jauh-jauh ke negara lain, di Indonesia ada beberapa objek wisata yang mirip layaknya di luar negeri.

Salah satu objek wisata tersebut bernama Janjang Saribu atau dikenal dengan sebutan The Great Wall of Koto Gadang. Tempat ini sangatlah mirip dengan tembok besar yang ada di negara China.

Example 300x600

Kini, Janjang Saribu sudah menjadi salah satu objek wisata yang telah diresmikan oleh Pemerintah Kabupaten Agam dan menjadi akses menuju kawasan wisata Janjang Saribu.

Lantas, bagaimana sejarah dari tembok besar di Indonesia? Simak ulasannya yang dirangkum merdeka.com berikut ini.

sekitar tahun 1970-1980-an, anak tangga yang berada di Janjang Saribu ini dulunya hanya terbuat dari bambu. Dulu, Janjang Saribu digunakan sebagai akses jalan untuk anak sekolah di Bukittinggi.

Pada zaman Belanda, tempat ini disebut dengan ‘Janjang Bantuang’. Kenapa namanya demikian, saat itu kondisi jalan di sekitarnya masih berupa tanah lalu ada bambu sebagai alat untuk menopang bantuang tersebut.

Selain sebagai akses anak sekolah, Janjang Saribu juga sempat digunakan oleh masyarakat setempat untuk mengakses dan mengambil pasir serta air di dasar ngarai.

Penamaan Janjang Saribu ini diambil dari bahasa Minang yang terdiri dari kata “Janjang” yang berarti tangga dan “Saribu” artinya seribu. Meski nyatanya anak tangga di sana tak mencapai seribu, namun untuk mencapai puncak cukup menguras tenaga.

Melansir dari indonesia.go.id, panjang Janjang Saribu sendiri mencapai 780 meter. Untuk mengaksesnya, bisa dari dua jalur mulai dari Gua Jepang atau dari Ngarai Sianok. Keduanya memiliki kondisi alam yang berbeda-beda.

Selain itu, sudut kemiringan dari Janjang Saribu ini hampir 90 derajat.

Sehingga untuk melewatinya harus menyiapkan diri secara fisik karena akan terasa berat dan beberapa jalurnya berkelok.