Ekosistem hutan mangrove Pulau Baai Bengkulu semakin lama semakin baik kondisinya. Banyak masyarakat sekitar dan puluhan anggota Komunitas Mangrove Bengkulu (KMB) yang memperbaiki dan menanam kembali pohon mangrove yang telah rusak. Adapun luas hutan mangrove adalah sekitar 247,61 hektar termasuk 118,14 hektar berstatus TWA pantai panjang-Pulau Baai.
Memang hutan mangrove Pulau Baai Bengkulu sempat rusak, karena empat sebab utama, yakni akibat dari adanya abrasi pantai, alih fungsi mangrove menjadi pertambakan, alih fungsi mangrove menjadi pertambakan, dan penebangan liar dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. hutan mangrove yang tidak segera diperbaiki bisa berakibat fatal dan menimbulkan bencana, karena abrasi (penyempitan wilayah daratan) yang ditimbulkan oleh air laut.
Selain sebagai perlindungan pantai dari adanya abrasi setiap hari, hutan mangrove Pulau Baai Bengkulu juga berfungsi sebagai tempat berpijahnya aneka biota laut, mempercepat perluasan pantai melalui pengendapan, tempat berlindungnya burung, tempat berkembangbiaknya jenis burung tertentu, mencegah intrusi air laut ke daratan, mengatur iklim mikro di sekitar, dan juga tempat tinggalnya aneka hewan.
Beberapa hewan langka yang menjadikan hutan mangrove Pulau Baai Bengkulu sebagai tempat tinggalnya antara lain adalah monyet ekor panjang, elang tiram, munguk beledu, cipoh jantung, kareo padi, bajing kelapa, lutung kelabu, berang-berang, dan lain sebagainya.
Adapun mangrove yang telah ditanam harus dicek keadaannya minimal 2 bulan sekali. Untuk memeriksan keadaan dan kondisi dari mangrove yang baru ditanam dan mangrove yang terdahulu. Adapun jenis mangrove yang mengisi sebagian besar Pulau Baai Bengkulu adalah Rhizopora apiculata (mangrove minyak).
Hutan Mangrove Pulau Baai Bengkulu merupakan hutan strategis sebagai penahan gelombang laut dan tsunami, karena daerah tersebut mempunyai potensi untuk gempa bumi dan tsunami yang sangat besar. Selain itu, UNDP juga telah menyatakan bahwa Bengkulu merupakan daerah yang paling rawan terkena bencana alam, hal tersebut berkaitan dengan perubahan iklim.
Maka dari itu, memang dibutuhkan kepedulian dari berbagai pihak untuk ikut membantu melestarikan dan menjaga hutan mangrove Pulau Baai Bengkulu ini.