Scroll untuk baca artikel
banner 325x300
Example 970x250
Wisata

Mengenal Legenda dibalik Wisata Tangkuban Perahu

×

Mengenal Legenda dibalik Wisata Tangkuban Perahu

Share this article
Tangkuban Perahu
Example 468x60

Sangkuriang adalah legenda yang sangat populer dan berasal dari Jawa Barat. Legenda ini mengisahkan awal mula terciptanya Gunung Tangkuban Perahu, yang saat ini menjadi salah satu wisata populer di Bandung. Pada awalnya, Legenda Sangkuriang merupakan tradisi lisan. Rujukan tertulis cerita ini dapat ditemukan pada naskah Perjalanan Bujangga Manik, yang ditulis pada daun lontar di akhir abad ke-15.

Legenda Sangkuriang bermula dari khayangan, di mana diceritakan ada sepasang dewa dan dewi yang dihukum menjadi hewan dan menjalani masa hukumannya di bumi. Sang Dewa menjelma menjadi seekor anjing jantan bernama Si Tumang, sedangkan sang Dewi menjadi babi hutan betina bernama Celeng Wayung Hyang. Suatu ketika, seorang raja bernama Sungging Perbangkara pergi berburu. Di tengah hutan, raja ingin buang air dan ditampungnya air kencingnya di batok kelapa. Setelah itu, datang Celeng Wayung Hyang yang kehausan dan meminumnya.

Example 300x600

Seketika, babi hutan betina itu hamil dan melahirkan seorang putri cantik. Raja Sungging Perbangkara yang menemukan bayi itu lantas membawanya pulang ke keraton. Putri itu kemudian diberi nama Dayang Sumbi atau Rarasati. Dayang Sumbi tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita, sehingga banyak raja yang menginginkan untuk menjadi suaminya. Namun, semua lamaran ditolak Dayang Sumbi, hingga membuat para raja berperang karenanya.

Dayang Sumbi kemudian memilih untuk mengasingkan diri dan hidup di hutan dengan ditemani anjing Si Tumang. Suatu hari, saat sedang asyik menenun, tempat kainnya jatuh dan ia malas untuk mengambilnya. Dayang Sumbi lalu berujar, siapapun yang mengambil tempat kainnya itu, jika laki-laki akan dijadikan suami dan jika perempuan akan dijadikan saudara. Ternyata, Si Tumang yang mengambilkan tempat kain itu.

Dayang Sumbi pun memenuhi sumpahnya dan menjadikan anjing itu sebagai suaminya. Dari pernikahannya dengan Si Tumang, Dayang Sumbi melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Sangkuriang pergi dari rumah Seiring berjalannya waktu, Sangkuriang yang telah beranjak remaja mendapatkan tugas dari ibunya untuk berburu rusa.

Sangkuriang pun pergi ke hutan ditemani Si Tumang. Setelah lama menunggu, ia melihat seekor babi hutan yang gemuk. Sangkuriang segera menyuruh Si Tumang untuk mengejar babi hutan tersebut, yang ternyata adalah Celeng Wayung Hyang. Karena itu, Si Tumang enggan menjalankan perintah. Hal itu membuat Sangkuriang kesal dan mengancam dengan anak panahnya. Secara tidak sengaja, anak panah itu lepas dan membunuh Si Tumang. Karena bingung, Sangkuriang kemudian menyembelih peliharaannya untuk diambil hatinya.

Setelah itu, Sangkuriang kembali pulang dan menyerahkan hati tersebut ke ibunya. Mengira bahwa yang diterimanya adalah hati rusa, Dayang Sumbi pun memasak dan memakannya. Namun, setelah mengetahui yang ia makan adalah hati Si Tumang, Dayang Sumbi pun marah besar kepada Sangkuriang. Dayang Sumbi kemudian memukul kepala putranya itu dengan centong atau sendok nasi yang terbuat dari kayu hingga kepala Sangkuriang terluka. Karena takut, Sangkuriang akhirnya meninggalkan rumah dan mengembara meninggalkan Dayang Sumbi.

Sangkuriang ingin memperistri Dayang Sumbi Setelah sekian lama pergi dari rumah, Sangkuriang tumbuh menjadi laki-laki dewasa yang kuat dan sakti. Suatu ketika, ia mengembara hingga tidak menyadari berjalan sampai ke tempat Dayang Sumbi berada. Sangkuriang pun jatuh hati terhadap kecantikan Dayang Sumbi dan tidak mengetahui bahwa wanita yang dicintainya itu adalah ibunya sendiri. Saat Sangkuriang berniat menikahinya, Dayang Sumbi menolak karena telah mengetahui bahwa pria yang hendak meminangnya itu adalah putranya. Dayang Sumbi lantas memberikan syarat yang mustahil dilakukan kepada Sangkuriang apabila ingin menjadi suaminya.

Dayang Sumbi meminta dibuatkan perahu dan telaga yang harus jadi dalam semalam dengan membendung aliran Sungai Citarum. Syarat itu ternyata disanggupi oleh Sangkuriang. Mengetahui hal itu, Dayang Sumbi takut dan memohon kepada Sang Hayang Tunggal agar mengagalkan usaha Sangkuriang. Ia juga memukulkan alu ke lesung, seolah-olah sedang menumbuk padi dan menjadi pertanda bahwa fajar telah tiba. Alhasil, makhluk halus anak buah Sangkuriang pun ketakutan dan pergi sebelum menyelesaikan tugasnya karena mengira pagi segera tiba.

Karena gagal memenuhi persyaratan Dayang Sumbi, Sangkuriang pun mengamuk dan menendang perahu yang dibuatnya ke arah utara. Dalam sekejap, perahu yang jatuh menelungkup itu berubah menjadi Gunung Tangkuban Perahu. Setelah itu, Sangkuriang masih mengejar Dayang Sumbi hingga ke Gunung Putri. Akan tetapi, Sang Hyang Tunggal segera mengubah Dayang Sumbi menjadi setangkai Bunga Jaksi agar lolos dari kejaran Sangkuriang. Sedangkan Sangkuriang yang tidak berhasil menemukan Dayang Sumbi akhirnya menghilang ke alam gaib.