Scroll untuk baca artikel
banner 325x300
Example 970x250
Wisata

Mengenal Sejarah Kapal PLTD Apung, Saksi Tsunami Aceh

×

Mengenal Sejarah Kapal PLTD Apung, Saksi Tsunami Aceh

Share this article
Example 468x60

Monumen Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung 1 milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Banda Aceh ini merupakan saksi bisu kengerian bencana gempa dan tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 silam.

Seperti diketahui, gempa dan tsunami Aceh 26 Desember 20224 menjadi salah satu bencana terdahsyat di Indonesia. Sebab gempa dengan kekuatan magnitudo (M) 9 skala richter di Samudera Hindia tersebut telah menelan banyak korban hingga ratusan ribu jiwa.

Example 300x600

Melansir situs resmi Kebudayaan Kemdikbud, pada tanggal 26 Desember 2004 ketika tsunami menerjang Aceh, Kapal PLTD Apung 1 ini terapung dan terseret sepanjang 5 km sampai ke Desa Punge Bang Cut. Ada sebagian masyarakat yang turut menyelamatkan diri dengan menaiki kapal itu.

Meski diterjang dahsyat ombak tsunami Aceh kala itu, kondisi Kapal PLTD Apung tersebut tetap utuh dan masih berbentuk sebagaimana kapal besar pada umumnya.

sejarah Kapal PLTD Apung 1 ini dibuat pada tahun 1996 di Batam. Kemudian kapal ini dipakai di Pontianak pada tahun 1997. Kapal ini bertugas untuk mengatasi berbagai masalah kelistrikan.

Selanjutnya pada tahun 1999, kapal ini pernah digunakan untuk mengatasi krisis listrik di Bali. Pada tahun 2000, kapal PLTD Apung 1 ini juga turut mengatasi masalah kelistrikan di Madura dan kembali lagi ke Pontianak pada tahun 2001.

Masih berlanjut, kapal tersebut kemudian dipindahkan ke pelabuhan Ulee Lheue banda Aceh pada bulan Juli 2003. Hadirnya kapal PLTD 1 di Aceh atas permintaan Abdullah Puteh, Gubernur Aceh saat itu, untuk mengatasi krisi listrik yang terjadi kala itu.

Menurut data dari pemandu Kapal PLTD Apung, kapal ini memiliki bobot dengan berat 2.600 ton, dengan panjang 63 meter, lebar 19 meter, dan tinggi 4,3 meter. Kapal PLTD Apung ini mempunya mesin pembangkit listrik berkekuatan daya mencapai 10,5 megawatt.

Mengutip dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, usai setahun lebih bertugas di Aceh, perjalanan kapal PLTD apung itu harus terhenti pada 26 Desember 2004. Saat merapat di Pelabuhan Ulee Lheue untuk mengisi bahan bakar, tiba-tiba tsunami datang menghantam.

Kini Kapal PLTD Apung 1 itu dijadikan sebagai tempat wisata edukasi yang dikenal dengan nama “Kapal Apung” untuk mengenang tsunami Aceh 2004 silam. Hal ini agar generasi selanjutnya dapat menyaksikan dampak dahsyat dari kejadian tersebut sekaligus sebagai pengingat sejarah bencana tsunami Aceh 2004.