Monumen Korban 40.000 Jiwa adalah destinasi wisata yang sarat akan sejarah kelam masa penjajahan Belanda di Sulawesi Selatan.
Monumen ini didirikan untuk mengenang korban pembunuhan yang dilakukan oleh tentara Belanda DST (Depot Speciale Troepen) pada periode antara tanggal 11 Desember hingga Februari 1947.
Keberadaan monumen ini bertujuan sebagai pengingat akan peristiwa tragis ini dan sebagai wujud penghormatan terhadap para korban.
Pada masa itu, tentara Belanda DST, yang dipimpin oleh Raymond Pierre Paul Westerling, melancarkan operasi militer di Sulawesi Selatan. Westerling mengumpulkan penduduk yang dianggap mendukung pemerintahan Republik Indonesia yang baru berdiri. Sayangnya, sekitar 40.000 jiwa penduduk tersebut dieksekusi secara kejam.