Bukit berwarna-warni buka hal baru di Planet Bumi. Sebelumnya kita sudah sering melihat foto dan video yang menakjubkan dari Zhangye Danxia Landform di Gansu, China atau Painted Hills di Oregon, Amerika Serikat.
Namun rasanya tak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk melihat bukit yang berwarna-warni. Jika sudah berwisata lagi dengan aman usai pandemi berlalu, silakan pelesir ke Nusa Tenggara Timur, di mana terdapat Bukit Kelabba Maja yang mempesona.
Bukit Kelabba Maja berada di Pulau Sabu, Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua. Kabupaten Sabu Raijua belum lama ini ramai diberitakan karena kasus dua kewarganegaraan bupatinya yang baru saja terpilih, Orient Patriot Riwu Kore.
Tebingnya yang menjulang dalam beragam bentuk ditambah dengan paduan warna putih, merah, oranye, cokelat pada bebatuannya.
Di puncak bukit kabarnya ada tiga batu yang melambangkan ayah, ibu, dan anak, dan disebut masyarakat setempat sebagai Batu Keseimbangan. Bentuknya berupa batu panjang dan batu datar yang ditumpuk ke atas.
Wisatawan yang datang ke Bukit Kelabba Maja wajib menjaga sikap dan pakaian.
Pemandu wisata bakal melengkapi pakaian turis dengan tenun Sabu, karena masyarakat setempat – terutama yang menganut agama leluhur Jingi Tiu, percaya bahwa bukit ini ialah tempat bersemayamnya para dewa.
Tenun Sabu dipercaya sebagai penolak bala gangguan makhluk jahat selama berada di Bukit Kelabba Maja.
Ritual adat berupa penyembelihan hewan kurban juga masih dilakukan setiap tahunnya.
Sebelum pandemi, setiap tahunnya juga digelar Festival Kelabba Maja untuk memperkenalkan adat, seni, dan budaya masyarakat setempat.
Bukit Kelabba Maja dapat ditempuh dari Pelabuhan Seba di Pulau Sabu. Turis bisa naik pesawat atau kapal laut dari Kupang menuju ke pelabuhan.
Sesampainya di pelabuhan, turis melanjutkan perjalanan dengan kendaraan bermotor sampai ke Desa Gelanalalu. Dari sana, masih harus berjalan kaki selama sekitar dua jam sebelum sampai ke bukit.
Rasa lelah pasti terbayar dengan pemandangan indah di Bukit Kelabba Maja. Waktu terbaik untuk berfoto di sana tentu saja saat musim kering dan saat matahari sedang bersinar terang, sehingga warna-warni bebatuan bisa terekam kamera.