Sulawesi memiliki banyak punya konservasi alam yang menarik. Salah satunya terletak di kota Bitung, Sulawesi Utara, Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus.
Dengan lus sekitar 8,745 hektar, Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus merupakan habitat berbagai satwa langka. Beberapa, sepeti monyet hitam dan tarsius berada dalam status perlindungan di cagar alam yang satu ini.
Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus pertama kali ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai hutan lindung pada 1919. Namun leh Pemerintah Indonesia, Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus mengalami perluasan yang mencakup beberapa daerah di sekitar kawasan Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus.
Topografi Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus terbilang beragam. Kamu bisa menemukan banyak bukit, hutan pantai, hingga pegunungan yang dihuni bermacam flora dan fauna mengaggumkan.
Yang menjadi utama alias bintang dari kawasan ini adalah para Macaca Nigra alias monyet pantat merah atau sebutan lokalnya adalah Yaki panta merah. Mereka kini masuk dalam daftar hewan yang dilindungi karena hanya area inilah yang menjadi habitat utama mereka. Di dunia, ada 23 spesies Macaca, tujuh diantaranya hidup di Indonesia, namun khusus Macaca Nigra, hanya bisa ditemukan di kawasan cagar alam ini. Ia tidak bisa hidup di area selain hutan ini. Mereka juga hidup dalam kawanan dan amat mudah ditemui saat kita memasuki kawasan cagar alam ini.
Selain sebagai tempat hidup dari Macaca Nigra, cagar alam ini juga menjadi tempat berkembang biak dari monyet terkecil di dunia, Tarsius Spektrum. Salah satu jenis tarsius yang memiliki bau khas ini memang menjadikan beberapa dahan pohon yang berlubang sebagai tempat berlindung dari sergapan hewan pemangsa. Biasanya mereka mudah ditemui saat sore menjelang malam.
Yang namanya cagar alam pasti memiliki bermacam-macam pohon. Di cagar alam ini yang paling banyak hidup adalah beberapa jenis pohon khas seperti pohon beringin (Ficus spp), pohon aras (Duabanga moluccana), pohon nantu (Palaquium obtusifolium), dan kantong semar (Nephentes gynamphora).
Cagar alam ini juga memiliki area pantai cantik yang berpasir putih sepanjang 1 km serta rangkaian coral cantik didalamnya. Jadi jika ke sini, jangan lupa juga untuk bersantai atau snorkeling di area pantai ini.
Bagi yang mencintai dunia flora dan fauna, nama Rusell Walace bukan nama yang asing. Ya, peneliti dan ahli biologi asal Inggris inilah yang menemukan kawasan alami ini pada 150 tahun lalu, dan untuk menghormatinya maka pada Februari lalu pemerintah Bitung dan kawasan ini membangun patungnya.
Itu dia lima hal yang unik dari cagar alam yang juga menjadi rumah tetap dari rusa (Cervus timorensis), musang coklat (Macrogalidia musschenbroeki), maleo (Macrocephalon maleo), rangkong (Rhyticeros cassidix), elang laut (Haliaeetus leucogaster), dan kuskus (Ailurops ursinus).
Jika tertarik, maka kamu bisa langsung ke kawasan cagar alam ini menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum dari Manado. Di sini guide disediakan plus kupon masuk yang wajib kamu bayar. Di sini juga ada tempat menginap yang merupakan rumah warga. Perjalanan untuk menemui kelima pesona unik ini pun bisa dilakukan dalam sehari. Selamat jalan-jalan. (Gracey Wakary).